Headset Penyebab Stroke?

Headset Penyebab Stroke?


Jika Anda terlalu sering mendengarkan musik melalui headset, mungkin Anda harus lebih berhati-hati. Sebab ternyata pemakaian headset, earphone, atau kebiasaan menyetel MP3 player dengan volume keras, yaitu lebih dari 85 db lebih dari lima jam dalam satu pekan akan menyebabkan terjadinya stroke telinga yang berpotensi menjadi tuli permanen.

Stroke telinga atau sudden deafness, adalah suatu kondisi di mana kita mengalami tuli sesaat, dan bila hanya berlangsung sesekali maka kualitas pendengaran kita akan segera pulih dengan sendirinya. Akan tetapi yang berbahaya adalah jika itu terjadi secara terus menerus, yang akan menyebabkan terjadinya ketulian.

Resiko tersebut juga terjadi pada para pekerja yang biasa bekerja di tempat yang bising, seperti lokasi pabrik, polisi lalu lintas hingga para pekerja musik. Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa paparan suara berisik di atas 100 db selama lebih dari satu jam sehari dalam jangka waktu lima tahun bisa menyebabkan seseorang menderita tuli secara permanen.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stroke telinga itu. Selain karena paparan suara bising secara terus menerus juga bisa terjadi akibat adanya suatu trauma atau benturan di kepala, penyakit atau infeksi bahkan penggunaan obat-obatan tertentu. Menurut situs National Institute on Deafness and Other Comunnication Disorder, diperkirakan setiap tahunnya sebanyak 4.000 kasus stroke telinga di Amerika Serikat. Gangguan ini bisa menyerang siapa saja namun kebanyakan dialami pada usia 30-60 tahun.

Penderita stroke telinga ini biasanya mendadak mengalami keluhan pendengaran yang berkurang pada satu telinga atau keduanya. Selain pendengaran yang berkurang juga sering diikuti dengan rasa berdenging pada telinga dan vertigo.

Segera setelah itu sebaiknya memang penderita segera berkonsultasi dengan dokter. Apabila penyebab spesifiknya segera diketahui, penanganan lebih dini bisa mencegah ke arah bahaya lebih lanjut. Sebab pada kasus yang telah parah satu-satunya jalan adalah membantu pasien dengan alat bantu dengar, yang hasilnya tidak bisa 100 % memulihkan pendengaran penderita. Jadi sebelum terlambat, mari kita sayangi telinga kita! (ref: Intisari/ill: engadget.com)

View Original Article


share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by ADMIN, Published at 4:10 PM and have 0 comments

No comments:

Post a Comment