Gempa bumi, gelombang panas, banjir, letusan gunung berapi, angin topan, badai salju, longsor, dan kekeringan mendominasi pemberitaan media sepanjang tahun 2010.
Tercatat lebih dari seperempat juta orang di dunia meninggal atau lebih banyak dibandingkan korban tewas akibat serangan terorisme sepanjang 40 tahun terakhir.
“Ini terlihat seperti bencana terus-menerus terjadi, seperti ombak yang tak putus,” kata Kepala U.S. Federal Emergency Management Agency Craig Fugate seperti dikutip The Huffington Post, Senin, 20 Desember 2010. “Siklus kejadian 100 tahun sekali kehilangan maknanya pada tahun ini.“
Manusia ikut andil membuat bencana makin mematikan. Konstruksi yang rapuh membuat makin banyak nyawa berpotensi melayang saat terjadi gempa bumi, angin topan, atau diterjang arus sungai.
Contoh sempurna adalah gempa bumi yang mengguncang Haiti pada Januari 2010. Lebih dari 220 ribu orang tewas akibat konstruksi yang buruk.
Disisi lain, gempa bumi terjadi di Chile Februari 2010, kekuatannya 500 kali lebih kuat dari Haiti. Namun korbannya selisih tajam, kurang dari 1.000 orang. Ini karena konstruksi di Chile lebih baik, mereka juga punya sistem peringatan dini yang baik.
Manusia berkontribusi dalam bencana yang terkait perubahan iklim, seperti gelombang panas dan banjir. Saat cuaca panas mematikan menyerang Rusia, banjir terjadi di Pakistan yang merendam wilayah seluas 62.000 mil persegi.
Gelombang panas dan badai menewaskan hampir 17.000 orang — lebih banyak dari semua korban kecelakaan pesawat di seluruh dunia dalam 15 tahun digabungkan.
Padahal para ahli memperkirakan, cuaca panas yang menyerang Rusia hingga 111 derajat Fahreinheit biasanya terjadi setiap 100 ribu tahun sekali jika tidak terjadi pemanasan global. Data awal juga menunjukan, sebanyak 18 negara di dunia memecahkan rekor cuaca terpanasnya sepanjang masa.
“Bukankan ini mirip tindakan bunuh diri? Kita membangun rumah yang bisa membunuh kita sendiri dalam gempa bumi? Kita juga membangun rumah di zona banjir yang bisa menenggelamkan diri sendiri,” kata Roger Bilham, profesor ilmu geologi di University of Colorado.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah ahli yang mempelajari bencana dan kehidupan sepakat bahwa bencana yang terjadi pada tahun ini bukan hanya sekadar tahun yang buruk. Namun juga ekstrim. Ini alasannya:
1. Seberapa mematikan?
Ketika terjadi gempa bumi Haiti, cuaca panas di Rusia, dan banjir di Pakistan dianggap sebagai bencana mematikan, di belahan bumi lain juga terjadi bencana serupa, di Chile, Turki, China, dan Indonesia — yang berada pada rangkaian seismik paling aktif sepanjang dekade.
Sepanjang pertengahan Desember telah terjadi sebanyak 20 kali gempa bumi dengan kekuatan magnitude lebih dari 7 skala richter. Bandingkan dengan kondisi normal yang 16 kali.
Banjir sepanjang tahun 2010 sendiri sudah menewaskan lebih dari 6.300 orang di 59 negara hingga September 2010.
Swiss Re mencatat sampai November 2010, jumlah korban tewas akibat bencana alam pada tahun 2010 mencapai 260 ribu orang atau lebih besar dibandingkan posisi sama tahun 2009 sebanyak 15 ribu orang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah merilis korban meninggal karena bencana tercatat sebanyak 250 ribu orang hingga September 2010.
Sebagai perbandingan, laporan oleh US State Department dan Lawrence Livermore National Laboratory mencatat korban kematian akibat kegiatan terorisme antara tahun 1968-2009 tercatat kurang dari 115 ribu orang.
2. Seberapa ekstrim?
World Meteorological Organization memperkirakan tahun ini bakal berakhir sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah rekor dunia, atau paling tidak masuk dalam tiga besar.
National Climatic Data Center menyebutkan bahwa cuaca rata-rata dunia sampai akhir Oktober mencapai 58,53 derajat atau melewati rekor tahun 2005.
Wilayah Los Angeles Amerika Serikat membuat rekor sebagai hari terpanas dalam sejarah pada 27 September 2010 dengan suhu 113 derajat Fahreinhet. Pada Mei 2010, sebanyak 129 lokasi di Pakistan tercatat membuat rekor baru dan mungkin menjadi iklim terpanas untuk wilayah yang dihuni manusia.
Kawasan utara Australia tercatat memecahkan rekor hari paling basah pada Mei hingga Oktober. Sementara di wilayah selatan Australia mengalami rekor iklim kering. Di bagian lain di Amazon, tercatat rekor tingkat air paling rendah sepanjang sejarah
3. Seberapa mahal?
Swiss Re memperkirakan kerugian ekonomi akibat bencana alam sepanjang tahun 2010 mencapai US$222 miliar atau lebih besar dari angka perekonomian Hongkong.
“Kerugian itu bukan hanya tidak gunung berapian sebuah rekor.” Apalagi, kerugian karena bencana biasanya menyerang kawasan miskin tanpa perindungan asuransi.
4. Seberapa aneh?
Letusan gunung berapa di Islandia telah mematikan jalur penerbangan di Eropa selama beberapa hari sekaligus mengganggu jadwal keberangkatan lebih dari 7 juta orang. Letusan gunung lain di Kongo, Guatemala, Ekuador, Filipina dan Indonesia telah membuat banyak penduduk harus mencari tempat berlindung.
Sementara, New York dilanda tornado yang tak biasa.
Tidak ada cukup banyak salju untuk memulai Olimpiade Musim Dingin di Vancouver, British Columbia, sementara di Pantai Timur AS justru diselimuti salju.
Kondisi aneh dialami Indonesia. Dalam 24 jam di Bulan Oktober, tiga bencana dahsyat terjadi beruntun. Dimulai dari gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter di Mentawai, tsunami yang menewaskan lebih dari 500 orang dan letusan Gunung Merapi yang membuat 390 ribu orang harus mengungsi.
No comments:
Post a Comment